Senin, 20 Mei 2013

ALSA Study Trip Goes to Nusakambangan


            Sabtu, 30 Maret 2013. Pulau Nusakambangan. Sukses besar acara Alsa Study Trip yang diselanggarakan ALSA LC Unsoed yang kali ini berkunjung ke Pulau Nusakambangan. Acara tersebut tidak lepas dari kerja keras divisi RnD  ALSA LC UNSOED untuk mengurus perizinan ke Pulau Nusakambangan yang dikenal sangat sulit untuk dapat berkunjung ke tempat tersebut. Selama Acara berlangsung panitia dan peserta didampingi pembina ALSA LC UNSOED bapak Dr.H. Kuat Puji Prayitno,SH., M.Hum. beserta keluarganya dan Para Alumni ALSA LC UNSOED.
Text Box: “Banyak stigma masyarakat yang masih menganggap mantan narapidana itu sulit untuk diterima kembali di masyarakat.”            Suasana berkabut di Purwokerto ketika Acara kumpul panitia dan peserta di depan Justitia 3 FH Unsoed yang dimulai jam 05.30 WIB hingga keberangkatan dari purwokerto pada  jam 07.30 WIB tidak menyurutkan semangat panitia dan peserta dalam melaksanakan kegiatan ini. Hampir di sepanjang perjalanan untuk samapai ke pelabuhan melalui jalanan yang berlubang. Sampai di Pelabuhan Sodong sekitar jam 9.00 WIB kemudian panitia dan peserta langsung bergegas menaiki kapal feri dari pelabuhan khusus yang di kelola oleh Departemen Kehakiman R.I. Perjalanan menyebrangi pulau memakan waktu hanya sekitar 10 menit saja dan bersandar di Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap. Setelah sampai di pulau Nusakambangan panitia dan peserta menggunakan Trans Nusakambangan yang telah disediakan di pulau tersebut. Sampai di Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan sekitar jam 9.30 WIB, dimana selama perjalanan melihat banyak pepohonan yang sangat lebat dan tinggi-tinggi serta rumah penduduk yang sangat sedikit bahkan warungpun hanya beberapa saja.
Selama di Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan para penggunjung mendapat pemaparan materi dari bapak Supriono selaku kepala Lapas beserta stafnya, acara pemberian materi tersebut dibuka oleh bapak Supriono dengan membahas mengenai profile Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan. pembahasan materi tersebut diantaranya :
1.      Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan merupakan salah satu dari tujuh lapas yang ada di Nusakambangan ( Lapas Kelas IIA Besi, Lapas Kelas IIA Narkotika, Lapas Kembang Kuning, Lapas Permisan, Lapas Pasir Putih, Lapas Kelas IIB Terbuka).
2.      Moto Lapas tersebut “Kami Siap Melakukan Perubahan”
3.      Isi Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan per 30 Maret 2013 yaitu:
¾    Pidana Mati                                         25 Orang
¾    Terpidana Seumur Hidup                    57 Orang
¾    Narapidana BI (diatas 1 Tahun)         325 Orang
¾    Narapidana BII A                               .........

            Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab ada banyak penanya yang menanyakan berbagai macam permasalahan mengenai Lapas di Nusakambangan diantaranya adalah dari saudara Dwimo angkatan 2011” Apa perbedaan dari setiap Lapas yang ada di Nusakambangan?  apakah Lapas Batu itu bangunannya terbuat dari batu semua atau Lapas Besi yang bangunannya terbuat dari besi semua?“ kemudian dijawab bahwa perbedaan itu hanya penamaannya saja karena pada dasarnya Lapas yang ada di Nusakambanagan ini merupakan rujukan dari Terpidana Berat yang ada di seluruh indonesia dan  terpidana yang menjadi perhatian publik. Lapas menjadi tempat yang sangat banyak masalahnya yaitu menerima hujatan apabila proses pembinaan itu gagal. Padahal Lapas merupakan proses terakhir dari rangkaian penghukuman yang saling berkaitan. karena adanya keterkaitan dari proses penyidikan kepolisian sampai proses penghukuman itu berpengaruh kepada mental narapidana, sehingga banyak narapidana yang dianggap gagal dalam proses pembinaan.”
kemudian pertanyaan dari saudara Andrewnov angkatan 2011, yaitu ; ”Mengapa masih banyak pegawai Lapas yang tingkatan pendidikannya SMA dan D3? Apakah pegawai Lapas disini sudah cukup untuk mengkordinir kebutuhan dari setiap narapidana yang jumlahnya jauh lebih besar? Dan apakah tidak ada keinginan pihak pejabat struktural untuk meningkatkan kuntitas dan kualitas pegawai lapas?”
 kemudian dijawab bahwa pihak Lapas mengakui kualitas dan kuantitas sangat kurang dan masih hanya di tingkatkan terus menerus. Pihak Lapas pun menjawab agak kewalahan dengan ketimpangan jumlah pegawai Lapas dengan narapidana yang ada.


Setelah itu masih ada pertanyaan lagi kepada pembicara yaitu:
“Banyak stigma masyarakat yang masih menganggap mantan narapidana itu sulit untuk diterima kembali di masyarakat. Setelah lepas atau bebas apakah ada peran pemerintah untuk memberikan bekal kepada mantan narapidana agar mantan narapidana tersebut dapat melanjutkan hidupnya?”
kemudian dijawab bahwa setelah lepas atau bebas berdasarkan Surat Keterangan Bersama (SKB) antara pihak-pihak terkait yaitu; Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Sosial, Kementrian Tenaga Kerja. Dimana tujuan dengan adanya SKB tersebut agar mantan narapidana yang memiliki keterampilan ketika kembali ke masyarakat dapat bekerja atau mempertahankan hidupnya. contohnya yaitu mantan narapidana diberi modal oleh Menteri Tenaga Kerja untuk buka bengkel tambal ban dan hasil setiap bulannya diberikan kepada menteri tenaga kerja untuk diberikan kepada narapidana lainnya.
            Sesi diskusi pun selesai, suasana riuh menghinggapi ruang aula Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan saat acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh 5 orang narapidana yang ada di Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan, salah satunya yaitu bernama Nur Rohman. Berasal dari Palembang, beliau melakukan pembunuhan di Semarang kemudian di ancam dengan pasal 340 jo 338 KUHP. Beliau di tuntut dengan hukuman mati, namun diputus oleh hakim dengan pidana penjara 14 Tahun, kemudian Penasehat Hukumnya mengajukan Banding dan di putus menjadi 12 Tahun. Namun, Jaksa Penuntut Umum tidak puas dengan hukuman tersebut dan mengajukan Kasasi yang pada akhirnya di putus sama dengan putusan saat banding yaitu 12 Tahun. Beliau masuk Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan pada tahun 2007 setelah dirujuk di Lapas Semarang. Menurut beliau pengayoman di Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan jauh lebih baik dari pada Lapas Semarang. Dikamar beliau terdapat 41 orang dalam 1 kamar. Didalam kamar beliau sering terjadi cekcok tapi  diredam oleh kepala kamar karena di kamarnya menggunakan manajemen kekeluargaan. Setiap kamar terdapat Tv dan menggunakan Indovision dengan prioritas pertama yaitu Bola kemudian dilanjut Berita dan Film. Di dalam pelaksanaan pembinaan di Lapas terdapat pesantren dan mata pelajaran tidak hanya agama tetapi seperti perbankam syariah pun juga dipelajari. Di Lapas banyak kegiatan yang dilakukan juga seperti, fitnes, bermain musik, olahraga, dll.
            Setelah acara sesi tanya jawab dengan warga binaan di tempat tersebut acara dilanjutkan dengan memasuki daerah steril di dalam Lapas tersebut yang dipadu oleh petugas setempat. Setelah itu acara di pulau Nusakambagan ditutup dengan berkunjung ke pantai pasir putih yang ada di pulau Nusakambangan.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar